Gula Cair Buatan Warga Klaten, Terinspirasi dari Manisnya Industri Gula Masa Lalu
Keunggulan gula cair dibandingkan dengan gula kristal lantaran gula cair lebih ekonomis dan higienis dari gula kristal pada umumnya
Editor: Santo Ari
Laporan Reporter Tribun Jogja, Almurfi Syofyan
TRIBUNJOGJAWIKI.COM, KLATEN - Kabupaten Klaten saat ini tentu lebih dikenal dengan wisata airnya.
Pasalnya, di Kabupaten Bersinar ini berdiri sejumlah obyek wisata air yang sudah terkenal hingga skala nasional.
Sebut saja Umbul Ponggok, Umbul Besuki, Umbul Cokro, Umbul Manten, Umbul Sigedang dan puluhan umbul-umbul lainnya.
Jauh sebelum wisata air ini berkembang pesat, Kabupaten Klaten ternyata pernah merasakan manisnya industri gula.
Ya, di Kabupaten Bersinar itu, pernah ada sejumlah pabrik gula yang didirikan oleh pemerintahan Hindia Belanda dan setelah Indonesia merdeka diwarisi oleh pemerintah Indonesia.
Beberapa di antaranya yakni Pabrik Gula (PG) Gondang, PG Ceper, PG Delanggu, PG Cokro Tulung dan pabrik gula lainnya.
Hingga saat ini, pabrik gula tersebut telah berhenti produksi.
Beberapa di antaranya beralih menjadi museum, namun ada juga yang telah hilang dan berubah menjadi permukiman warga.
Manisnya industri gula juga menjadi sumber mata pencarian bagi warga Klaten di masa lampau. Terutama di dekade 1900-an.
Kala itu, selain pabrik gula, ratusan hektare kebun tebu yang menjadi bahan baku pembuatan gula menjadi komoditi utama yang ditanam oleh masyarakat di berbagai wilayah di daerah itu.
Manisnya industri gula, mencapai puncaknya ketika di tahun 1930-an, Indonesia pernah menjadi eksportir gula terbesar kedua di dunia setelah Kuba.
Namun seiring berjalannya waktu, manisnya industri gula perlahan mulai hambar.
Pabrik gula di daerah itu gulung tikar satu persatu.
Manisnya industri gula di masa lampau ini, membuat seorang warga Klaten tertantang untuk kembali membangkitkan industri gula di Klaten yang telah tertidur puluhan tahun lamanya.
Pria tersebut merupakan warga Desa Malangjiwan, Kecamatan Kebonarum, Kabupaten Klaten, bernama Joko Budi Wiryono.
Melalui tangan dinginnya, Joko Budi Wiryono berhasil mengolah tebu menjadi gula cair yang diyakini bisa dikonsumsi semua orang termasuk penderita diabetes.
Ia mengolah tebu menjadi gula cair setelah menjalani riset sejak tahun 2007 hingga tahun 2012.
Gula cair yang ia buat mengalami banyak proses. Setidaknya ada tujuh tahapan yang dilalui sebelum akhirnya gula cair siap untuk dikonsumsi.
Beberapa di anataranya dari segi pemilihan tebu dengan kualitas terbaik yang dipasok dari mitra dan kebun sendiri.
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!