Sejarah Kue Keranjang dan Raksana Nian Pemburu Manusia
penduduk desa membuat kue keranjang setiap musim dingin untuk mencegah Nian memburu dan memakan manusia.
TRIBUNJOGJAWIKI.COM, YOGYA - Kue keranjang atau dalam bahasa Mandarin disebut dengan Nian Gao atau dalam dialek Hokkian disebut dengan Ti Kwe.
Ti Kwe ini memiliki arti sebagai kue manis yang sering disusun tinggi bertingkat dengan penyusunan dari bawah hingga atas semakin kecil.
Kue ini selalu diburu masyarakat etnis Tionghoa menjelang perayaan Imlek.
Bagaimana sejarah kue keranjang? Simak ulasan berikut :
Raksana Nian
Terdapat sebuah mitos dalam sejarah terciptanya kue keranjang.
Cerita bermula pada zaman Cina kuno, ada raksasa yang bernama Nian. Raksasa tersebut tinggal di sebuah gua di gunung dan akan keluar untuk berburu ketika lapar.
Ketika banyak hewan buruan berhibernasi pada musim dingin, Nian pun turun gunung dan ke desa untuk mencari korban santapan manusia.
Apa yang dilakukan raksasa tersebut telah membuat penduduk desa khawatir dan ketakutan. Sampai akhirnya ada seseorang warga desa yang bernama Gao memiliki akal untuk mengatasi rasa lapar si raksasa.
Ia pun membuat beberapa kue sedehana yang terbuat dari tepung ketan dan gula yang dicampur. Kue itu lantas diletakkan di depan pintu rumah warga untuk diberikan kepada Nian.
Ketika musim dingin tiba, Nian yang kelaparan berniat mencari mangsa. Namun begitu ia sampai di desa, ia mendapati kue keranjang di setiap rumah penduduk desa dan memakannya hingga kenyang. Nian pun kembali ke gua meninggalkan desa tanpa ada jatuhnya korban.
Sejak saat itu penduduk desa membuat kue keranjang setiap musim dingin untuk mencegah Nian memburu dan memakan manusia.